LAPORAN : DIKA AZHARI
Meski berbagai daerah di Sumbar terutama kawasan peternakan terserang virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap sapi tetapi untuk Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mengatas terbebas dari virus tersebut.

Sejak adanya virus PMK pada 2022 lalu, BPTU-HPT Padang Mengatas aman dan tidak tertular. Kepala BPTU-HPT Padang Mengatas melalui dokter hewan Indahwati pada Selasa (14/1) mengatakan, terus dilakukan pemantauan terhadap sapi yang ada di balai tersebut.
“Untuk temuan kasus PMK di BPTU-HPT Padang Mengatas sejak 2022 hingga saat ini tercatat nihil atau zero kasus. Kita terus melakukan pemantauan,” ujar Dokter hewan Indahwati.
Untuk antisipasi penyebaran virus gar tidak merebak, BPTU-HPT Padang Mengatas, sudah melakukan pembatasan kunjungan. Tidak semua orang bisa masuk ke pusat pembibitan sapi tersebut. Hanya petugas yang diperbolehkan masuk ke areal BPTU Padang Mengatas tersebut.
Disamping itu, juga disediakan pos penyemprotan desinfektan sebanyak 1 unit di gerbang masuk untuk manusia, 1 unit untuk mobil dan 1 unit di area lapangan serta setiap kandang ternak disediakan bak celup kaki bagi petugas peternakan.
“Penamanan kita berlapis. Sejak akhir tahun kemarin, kunjungan kita batasi. Ini sebagai upaya langkah pencegahan penyebaran PMK. Kita juga melakukan steril serta peningkatan Biosecurity demi keselamatan kesehatan dan hewan ternak di Padang Mengatas,” ujarnya.
Selain melakukan pembatasan, BPTU juga rutin untuk melakukan vaksin untuk seluruh sapi. Diakuinya, vaksin tersebut tidak akan berdampak kepada konsumsi daging sapi karena vaksin hanya melemahkan virus tanpa meninggalkan residu pada daging sapi yang dikonsumsi oleh manusia.
Untuk BPTU-HPT Padang Mengatas sendiri memiliki sebanyak 1167 ekor sapi dari anak hingga sapi dewasa. Sapi-sapi tersebut ada yang dikandangkan ada juga yang dilepas di kawasan seluas 211 hektar. (*)