PAYAKUMBUH, – Gas bersubsidi 3 kilogram atau yang lebih akrab disebut gas melon, terindikasi dimainkan di Payakumbuh demi meraup untung besar yang disinyalir dilakukan oleh agen LPG.
Buktinya, ada pangkalan-pangkalan yang diduga fiktif dan terafiliasi langsung dengan agen LPG. Pangkalan fiktif tersebut, seperti tidak sinkronnya laporan kepemilikan pangkalan oleh agen ke Pemerintahan Kota Payakumbuh dengan laporan pangkalan pada website resmi Pertamina.

Pada laporan ke Pemda, ada nama alamat dari Pangkalan. Sedangkan pada website resmi Pertamina, pangkalan tersebut tidak ditemukan.
“Iya kita temukan ada indikasi dan dugaan Pangkalan fiktif di Payakumbuh. Ini akan jadi atensi kita kedepan. Tidak hanya gas LPG saja, melainkan BBM, pertambangan, listrik serta seluruh yang berkaitan dengan vital negara menjadi atensi sesuai dengan perintah Presiden Prabowo,”ujar salah satu petinggi instansi vertikal di Payakumbuh beberapa waktu lalu.
Indikasi pangkalan gas fiktif tersebut sudah lama terjadi tetapi tidak ada tindakan serius dari Pertaminan. Malahan, Pertamina terkesan ada pembiaran dan tidak melakukan penindakan tegas terhadap agen dengan pangkalan fiktif tersebut.
Bahkan, parahnya lagi, Pemerintah Daerah Kota Payakumbuh sudah 2 tahun terakhir tidak mendapatkan laporan kondisi pangkalan gas di Payakumbuh sejak 2023 lalu.
“Dulu pernah kita minta data pangkalan ini ke agen-agen tetapi tidak pernah dikasih ke pemerintah daerah. Terakhir pada 2023 lalu. Setelah mulai heboh, barulah akhir Februari kemarin data terbaru pangkalan gas dikasih agen pangkalan ke Pemko Payakumbuh,” ujar Kepala Bagian Perekonomian Kota Payakumbuh usai sidang pisah sambut Walikota Payakumbuh di gedung DPRD pada Senin (3/3) lalu.
Diketahui, di Kota Payakumbuh ada 6 Agen LPG yang terdaftar ke Pertamina yakni PT. HBN Bahtera Nirwana, PT. Warga, PT. Cahaya Alfa Grup, PT. Abinaya Sukma Persada, PT. Denabila Gasindo Sejahtera, dan PT. Kelok 9 Gemilang.
Dari 6 Agen LPG tersebut, salah satunya pada November 2023 dulu oleh PT. Pertamina Petro Niaga Regional Sumatera Bagian Utara pernah memberikan sanksi kepada pangkalan gas elpiji 3 kg nya yang ‘nakal’.
Pangkalan gas elpiji 3 kg itu berada di kawasan Padang Karambia, Kecamatan Payakumbuh Selatan yang dibawahi oleh PT. Kelok 9 Gemilang diberikan sanksi dengan skorsing penyaluran selama 1 bulan.
Pihak pertamina saat itu mengatakan Pangkalan LPG tersebut disanksi dikarenakan pencatatan logbook dilakukan pangkalan tersebut tidak sesuai ketentuan. Dimana tidak mencantumkan berapa penjualan ke rumah tangga, lain-lain dan usaha mikro.
Mereka mensinyalir pangkalan menyalurkan ke selain rumah tangga di atas 20 persen. Diketahui juga, saat itu di wilayah Rayon II selama 2023 sekitar 5 pangkalan gas elpiji 3 kg diberikan sanksi.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, agen-agen pertamina di Payakumbuh kepada media mengatakan mereka telah mematuhi aturan yang ditetapkan pertamina selama proses distribusi LPG 3 kg, malah mereka ada membuat grup untuk selalu berkumpul menyamakan langkah dan persepsi agar penyaluran LPG bersubsidi betul-betul tepat sasaran.
Namun, salah satu agen, yakni PT. Kelok 9 Gemilang sepertinya tidak terlalu memperdulikan dengan agen lainnya tersebut, memilih tidak masuk ke dalam sistem grup dan seringkali dampak permainan nakalnya tentu bakal merusak citra Agen LPG lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, diduga agen PT. Kelok 9 Gemilang ini mendapatkan perlakuan khusus dari pertamina mengingat kenakalan-kenakalan yang dibuatnya berimbas kepada agen lain, sementara itu agen lainnya berusaha memberikan kontribusi lebih banyak kepada masyarakat untuk memastikan LPG bersubsidi tepat sasaran dan bantuan CSR secara bergulir.
Begitupun, petinggi teras Kota Payakumbuh yang juga sempat mencek langsung keberadaan pangkalan dibawah PT Kelok Sambilan Gemilang, menemukan lebih dari 3 pangkalan yang diduga fiktif.
Sales Branch Manager Rayon II Sumatera Barat Rizal Julianto ketika dikonfirmasi terkait fungsi pengawasan ini malah meminta kepada wartawan tentang list data pangkalan yang fiktif. Hal ini tentu meragukan kemapuannya sebagai pengawas di pertamina untuk PT. Kelok 9 Gemilang yang diduga sebagai agen nakal.
Pria asal Purwokerto Utara, Jawa Tengah itu juga mengapresiasi awak media atas pengawasan yang dilakukan.
“Kami sangat senang juga pak apabila ada laporan detailnya, saya cek lapangan dan bila benar agar dapat segra kami tindak lanjut,” ujar Rizal julianto. (*)