PAYAKUMBUH,- Payakumbuh terkenal dengan tradisi pacu kudanya. Karena itu, sebagai putra asli daerah sangat mengharapkan pacu kuda bisa dilestarikan dan dilaksanakan disaat-saat momentum daerah.
Hal itu dikatakan Brigadir Jenderal Polisi Jafriedi saat kunjungan kerjanya ke Provinsi Sumatera Barat terutama saat pulang kampung ke Payakumbuh pada Minggu (13/4) siang.

Direktur Advokasi BNN RI tersebut menyempatkan diri untuk meninjau beberapa peternakan kuda pacu di Kota Payakumbuh dan berdiskusi langsung dengan Ketua Pordasi setempat.
Menurut Jenderal kelahiran Payakumbuh itu, pacuan kuda di Ranahminang bukan hanya sekedar pacuan kuda biasa seperti di daerah lain.
“Pacuan kuda disini memiliki filosofi dan akar sejarah yang sangat kuat. Tradisi pacuan kuda telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Minangkabau sejak zaman dulu,” ujarnya.
Karena itu merupakan bagian dari budaya dan kehidupan masyarakat, pacuan kuda menjadi ajang silaturahmi antar masyarakat sehingga terwujud sikap saling gotong-royong ujarnya.
Selain menjadi sarana hiburan bagi masyarakat juga akan meningkat aktivitas ekonomi yang mendorang tumbuhnya perekonomian lokal. Sehingga perlu upaya pelestarian dan juga intervensi pemerintah daerah
“Perlu intervensi pemerintah daerah untuk memberikan perhatian dan mendukung terhadap olahraga kuda pacu di Sumatera Barat lebih khususnya Kabupaten Lima Puluh Kota. Yaitu dengan menyiapkan bibit kuda yang baik serta fasilitas yang memadai baik gelanggang olahraganya maupun kandang yang memadai. Selain itu perlu membuat event tahunan dengan hadiah yang menarik,”katanya lagi.
Pacuan kuda Minangkabau, menurutnya adalah contoh nyata bagaimana tradisi mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan jati diri. (*)